Selamat Ulang Tahun Persebaya!

Kamis, 18 Juni 2020, Persebaya memperingati hari lahirnya ke-93. Tim sepakbola asal kota Surabaya ini adalah salah satu tim besar di kancah sepakbola nasional. Persebaya telah menjadi ikon kota pahlawan. Kebanggaan arek-arek Suroboyo!

Gambar foto : Logo Persebaya Surabaya dan foto Bonek sedang mendukung Persebaya

Surabaya - Hari ini, tidak seperti biasanya. Di beberapa sudut kota Surabaya tampak terpampang spanduk mulai dari yang besar hingga yang kecil bertuliskan kebanggan akan Persebaya.

Ya, tepat hari ini, Kamis (18/6/2020), 93 tahun silam tim sepakbola kebanggaan arek Suroboyo, Persebaya dibentuk.

Berdiri dengan nama awal Soerabajasche Indische Voetbal Bond (SIVB), tim sepakbola berjuluk "Bajul Ijo"  berhasil mendapatkan tempat di hati warga kota pahlawan.

Persebaya bukan sebatas tim sepakbola tapi telah menjelma menjadi identitas kota Surabaya.

Dengan Fanatisme basis pendukung yang besar, Persebaya menjadi salah satu klub tanah air yang cukup mentereng dikancah sepakbola nasional.

Siapa yang tidak tahu Bonek, suporter fanatik Persebaya. Berasal dari kata bondo  nekat yang berarti modal nekat, pendukung Persebaya menjadi salah satu pendukung yang cukup disegani baik di dalam maupun di luar stadion.

Belakangan, untuk memperbaiki citra Bonek ditambahkanlah kata penghubung "dan" dalam arti dari singkatan Bonek. Sehingga menjadi Bondo dan Nekat yang berarti bermodal dan nekat. 

Bonek dan Persebaya

"Persebaya Emosi Jiwaku" tak dipungkiri ungkapan yang secara tidak langsung menegaskan bahwa Persebaya sangat dekat dengan warga kotanya. Bahkan ada yang mengumpakan bahwa kedekatan Persebaya dengan Bonek sedekat urat nadi.

Bisa saja hal itu benar, karena jika melihat ekpresi ungkapan kecintaan akan tim kebanggaan ini cukup jelas terlihat ketika kita memasuki gang -gang sempit, coretan dinding kota hingga kaos  yang dikenakan warga Surabaya, semuanya selalu Persebaya. Dan itu melekat diseluruh lapisan. Dari yang muda, anak - anak hingga yang tua.

Robby Andreawan, produser program Sbonek yang sempat tayang di Sbotv Surabaya, Mengatakan bahwa sejarah heroik kota Surabaya sebagai salah satu alasan dibalik militansi dan loyalitas bonek dalam mendukung Persebaya selama ini.

"Surabaya adalah bonek, dan bonek adalah Surabaya memang sudah dari dulu. Pertempuran 10 November 1945 menjadi bukti jiwa heroik warga Surabaya dan hari ini jiwa itu dituangkan dalam mendukung Persebaya, sehingga wajar saja jika Bonek memiliki loyalitas dan militansi yang luar biasa ke Persebaya. Karena memang Heroisme, militansi sudah ada di jiwa arek - arek Suroboyo," kata Robby, Kamis (18/6/2020).

Robby mengatakan sampai kapan pun Persebaya tidak akan terpisahkan dengan Bonek begitu juga sebaliknya.  

"Sejak awal berdirinya Bonek telah bersama Persebaya. Sejarahlah yang mengikat keduanya, itu dibuktikan saat di Surabaya sempat ada beberapa klub sepakbola (Mitra Surabaya dan Surabaya United), tapi tetap Surabaya ya Persebaya," tambah Robby

Senada dengan apa yang disampaikan Robby, Agung Laksono salah seorang seporter fanatik Persebaya mengatakan bahwa arek Suroboyo seakan secara otomatis pasti cinta dengan Persebaya.

Agung mengaku rasa cintanya terhadap Persebaya tumbuh saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ketika itu dirinya bersama teman sebaya selalu berusaha untuk memberi dukungan kepada Persebaya.

"Waktu SMP sering datang ke stadion, manjat stadion nggandol sepur yo dilakoni gawe nontok Persebaya (naik stadion numpang kereta dilakukan untuk nonton Persebaya)," cerita Agung.

PSSI Bekukan Persebaya

Jika menggunakan bahasa kekinian, memang Persebaya bukan klub sepakbola "kaleng - kaleng". 

Pasang surut prestasi Persebaya juga pernah dialami oleh tim sepakbola yang berdiri tahun 1927 ini. Bahkan Persebaya sempat merasakan tidak bisa ikut berkompetisi di kancah sepakbola nasional setelah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) membekukan Persebaya sebagai anggota. Akibat konflik internal di tubuh Persebaya.

Selama lebih kurang tiga tahun Persebaya mati suri. Meski demikian bukan berarti Persebaya ditinggalkan begitu saja oleh Bonek.

Barulah pada 8 Juni 2017 klub ini kembali masuk sebagai anggota Kongres Tahunan PSSI.

Ini menjadi awal kebangkitan Persebaya. Persebaya kembali berlaga dikancah sepakbola nasional meskipun harus mengawali bukan dari kasta tertinggi. Persebaya berlaga di Divisi 2 Liga Indonesia 2017/2018. Dan Juara!
Bonek pun menyambut gembira. Surabaya menjadi lautan manusia dengan warna hijau, warna identitas  tim kebanggaan.

Kesuksesan Persebaya menjuarai Divisi 2 ini secara otomatis mengantarkan Persebaya ke Divisi 1 Liga Indonesia 2018/2019, kasta tertinggi sepakbola nasional. 

Di bawah kepemimpinan Presiden klub Azrul Amanda, Persebaya mulai berbenah. Satu persatu pemain terbaik direkrut, mulai pemain yang berasal dari kompetisi internal, pemain klub lain hingga pemain asing didatangkan.

Namun sayang, moment kembalinya Persebaya di kasta tertinggi sepakbola Indonesia ini, tim Bajul Ijo hanya finish di peringkat 5 klasemen. Sedangkan di musim kompetisi selanjutanya yaitu 2018/2019, Persebaya diposisi runner-up klasemen dibawah Bali United.

Kini diusianya yang tidak muda lagi, Persebaya selalu dan akan tetap bersemayam di tempat sepantasnya. Hati dan pikiran arek-arek Suroboyo. Karena kebanggaan dan harapan harga diri kota telah terlanjur disandarkan. 

Persebaya telah membuktikan bahwa sepakbola bukanlah olahraga sembarangan. Karena ternyata "kemagisan" sepakbola mampu menyatukan ikatan kehidupan kemasyarakatan.

Selamat Ulang tahun Persebaya. Salam Satu Nyali, Wani! (Bg)