(SBO TV) - Pernyataan tersebut disampaikan pengungsi syiah saat menerima kunjungan dari Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan, atau Kontras Surabaya, serta sejumlah lembaga sosial dan kemanusiaan di rusun Puspa Agro, desa Jemundo - Taman Sidoarjo.
Para pengungsi syiah mengaku tidak betah tinggal di tempat pengungsian tersebut. Meski fasilitas seperti air, listrik, dan makanan sudah dipenuhi. Namun, mereka menyatakan lebih baik tinggal di kampung halamannya yang sederhana.
Mereka mengeluhkan soal tidak adanya tempat khusus bagi beribadah jamaah mereka selama ramadhan di rusun ini. Apalagi, setiap keluar rusun, para pengungsi diharuskan ijin terlebih dahulu.
Andi Irfan, selaku aktivis Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan, Surabaya menyatakan apa yang dialami pengungsi syiah tersebut, merupakan tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. “ Kontras berharap agar Pemrov Jawa Timur segera merealisasikan rencana rekonsiliasi bagi warga syiah, agar hak mereka sebagai warga negara Indonesia, tidak terabaikan,” harapnya.
Seperti yang diketahui sejak 20 Juni lalu, warga syiah sampang dipindah dari lokasi pengungsian di GOR sampang, dan menempati rusun Puspa Agro Oleh Pemrov Jawa Timur. Saat ini ada sekitar 69 kepala keluarga, atau 233 jiwa, dari jumlah tersebut sekitar 103 pengungsi merupakan anak-anak usia sekolah, 5 bayi, dan 15 balita.